Masa pensiun seringkali dianggap sebagai titik akhir karena seseorang berhenti bekerja dan tidak lagi menjadi aktif seperti saat usia produktif. Padahal, masa pensiun dapat menjadi babak baru yang memberikan peluang untuk mengejar impian yang tertunda, menggali minat baru, dan menemukan makna hidup yang lebih dalam.
Pensiun bukan akhir dari segalanya, tapi awal dari perjalanan hidup yang lebih bebas. Saat lebih bebas dari tekanan pekerjaan, seseorang bisa lebih fokus pada kesejahteraan fisik, mental, dan kualitas hidup secara keseluruhan. Namun, kenyataannya tidak semua orang menyambut masa pensiun dengan rasa bahagia. Banyak yang justru merasa cemas, tidak siap, bahkan kehilangan arah karena kurangnya persiapan yang matang.
Lalu, apa saja yang perlu diperhatikan untuk persiapan pensiun dengan tenang dan bahagia? Simak selengkapnya dalam artikel berikut ini.
Persiapan Finansial
Agar tetap bisa hidup nyaman dan mandiri setelah berhenti bekerja, persiapan pensiun dari segi finansial penting untuk dilakukan. Umumnya, seseorang yang memasuki masa pensiun tidak ingin menurunkan gaya hidup, meskipun pendapatan yang diperoleh tidak lagi sebesar saat masih aktif bekerja. Oleh karena itu, penting untuk mulai menghitung estimasi pengeluaran bulanan setelah pensiun dan memastikan bahwa dana yang tersedia cukup untuk memenuhinya.
Kurangnya perencanaan keuangan untuk masa pensiun yang memadai tidak hanya berdampak buruk pada individu, tetapi juga bisa membebani keluarga besar, rumah tangga, dan pada akhirnya memberi dampak negatif bagi masyarakat secara keseluruhan. Hal ini dapat disebabkan dari berbagai faktor, mulai dari kurangnya literasi finansial hingga cemas atau enggan memikirkan masa tua, sehingga akhirnya menghindari persiapan pensiun.
Hal ini dapat dibantu dengan memanfaatkan dana pensiun dan melakukan diversifikasi investasi jangka panjang yang aman, seperti reksa dana, properti, atau emas, yang dikumpulkan selama masa produktif. Selain itu, memiliki asuransi kesehatan dan dana darurat juga menjadi bagian penting dari persiapan pensiun, mengingat risiko kesehatan dan kebutuhan tak terduga dapat muncul kapan saja di masa depan.
Persiapan Fisik
Pensiun merupakan transisi kehidupan yang besar yang tidak hanya melibatkan perubahan dari segi aktivitas dan kemampuan mencari pendapatan, tetapi juga fleksibilitas dan peningkatan waktu luang yang seringkali menurunkan intensitas aktivitas fisik. Aktif secara fisik terbukti dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, diabetes, dan beberapa jenis kanker. Meskipun manfaatnya besar, tingkat aktivitas fisik umumnya ditemukan masih rendah pada orang lanjut usia.
Jika fisik berada dalam kondisi yang kurang baik, waktu luang dan kebebasan yang dimiliki pada masa pensiun tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal. Perencanaan keuangan yang matang saja belum cukup jika di masa pensiun harus dihadapkan pada kebutuhan berobat dan kunjungan rutin ke rumah sakit.
Persiapan pensiun dari segi fisik dapat dimulai dari pemeriksaan rutin sejak sebelum masa pensiun. Selain itu, disiplin dalam menjalani pola hidup sehat, seperti rutin berolahraga, menjaga asupan nutrisi yang kaya akan omega-3, kalsium, vitamin D, serta dan memastikan waktu tidur yang cukup, dapat menjadi pondasi untuk tetap aktif dan mandiri di usia lanjut. Dengan persiapan fisik yang baik, masa pensiun dapat dijalankan dengan tetap produktif dan menyenangkan tanpa harus dibayangi oleh masalah kesehatan yang dapat dicegah.
Persiapan Mental
Tanpa persiapan yang matang, transisi ke masa pensiun dapat menimbulkan masalah kesehatan. Bergantinya rutinitas dan peran sosial yang selama ini sangat terikat dalam diri membuat sebagian lansia merasa kehilangan identitas dan status yang dibanggakan. Kehilangan pasangan dan teman juga dapat membuat lansia merasa kesepian hingga timbul gejala depresi.
Persiapan pensiun yang matang dapat mengoptimalkan masa pensiun sebagai fase yang memungkinkan individu tetap berdaya dan berkontribusi, baik melalui aktivitas profesional yang lebih fleksibel maupun melalui kegiatan sosial dan kesukarelawanan. Sebaliknya, persiapan mental menuju masa pensiun, yang seringkali terabaikan, justru dapat mendorong potensi aktualisasi diri dan mengurangi risiko gangguan kesehatan mental.
Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk mengenali dan merencanakan peran atau aktivitas baru yang memberikan makna dan tujuan selama masa pensiun, seperti menjadi mentor bagi generasi muda di bidang yang telah lama digeluti. Selain itu, mempertahankan interaksi sosial dengan terlibat dalam komunitas atau kelompok sosial juga dapat menjadikan masa pensiun lebih menyenangkan dan penuh semangat.
Jika Anda merencanakan pensiun dalam beberapa tahun ke depan, tidak ada kata terlambat untuk memulai persiapan. LPTUI menawarkan Successful Retirement Readiness, sebuah program yang memberikan pendampingan dalam mempersiapkan transisi ke masa pensiun.
Program yang diberikan dalam bentuk coaching dan konseling ini terdiri dari berbagai aspek seperti kesiapan mental, kesiapan finansial, kesiapan fisik, hingga rencana karir atau bisnis di masa depan. Tak hanya secara individual, program ini juga dapat dirancang secara kolektif untuk perusahaan. Silakan kunjungi laman ini atau hubungi kami melalui WhatsApp untuk mendapatkan informasi selengkapnya.
Ditulis oleh Khadijah Almuhdor
Referensi:
Barnett, I., van Sluijs, E. M., & Ogilvie, D. (2012). Physical activity and transitioning to retirement: a systematic review. American journal of preventive medicine, 43(3), 329-336.
Bordia, P., Read, S., & Bordia, S. (2020). Retiring: Role identity processes in retirement transition. Journal of Organizational Behavior. doi:10.1002/job.2438
Topa, G., Lunceford, G., & Boyatzis, R. E. (2018). Financial planning for retirement: a psychosocial perspective. Frontiers in psychology, 8, 2338.
Vo, K., Forder, P. M., Tavener, M., Rodgers, B., Banks, E., Bauman, A., & Byles, J. E. (2015). Retirement, age, gender and mental health: findings from the 45 and Up Study. Aging & mental health, 19(7), 647-657.