Apa itu Asesor? Pahami Pengertian, Lingkup Tugas, dan Syarat Mendapatkan Sertifikasi

Pengertian Asesor

Asesor adalah tenaga profesional yang telah memenuhi persyaratan dan memiliki kualifikasi untuk melakukan penilaian baik di level individu maupun organisasi. Tugas utamanya adalah mengevaluasi berbagai kriteria dan menentukan kelayakan seseorang atau suatu organisasi dalam bidang tertentu sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Asesor merupakan peran yang dapat diterapkan di berbagai sektor, mulai dari pendidikan, pelatihan, dunia kerja, hingga program sosial dan kebijakan publik. Peran ini tidak terbatas pada jenjang atau jabatan tertentu, seorang asesor bisa berasal dari kalangan praktisi, akademisi, profesional, selama memiliki keahlian dan kredibilitas di bidang yang dinilai. 

Lingkup Tugas Asesor

Dalam rangka pelaksanaan asesmen yang efektif dan menyeluruh, beberapa lingkup tugas asesor meliputi berikut ini:

  • Perencanaan Asesmen

Sebelum melakukan asesmen, asesor perlu mengetahui tujuan asesmen dan definisi kompetensi yang ingin diukur terlebih dahulu. Setelah itu, asesor menentukan metode dan alat asesmen yang sesuai dengan konteks, bidang, serta unit kompetensi yang akan dievaluasi. Penyusunan rencana yang tepat memastikan bahwa proses asesmen dapat menangkap seluruh aspek kompetensi secara menyeluruh dan objektif.

  • Pelaksanaan Asesmen

Asesmen dapat dilakukan melalui berbagai tahap yang beragam tergantung dengan aspek kompetensi yang dinilai. Misalnya, asesor melakukan pengamatan langsung terhadap kinerja atau atau praktik nyata. Selain itu, asesor juga dapat melakukan wawancara berbasis kompetensi untuk menggali pemahaman dan pengalaman. Jika relevan, asesor dapat melakukan simulasi interaksi untuk menguji respon peserta dalam situasi tertentu. Asesor juga mengumpulkan dokumen lain, seperti portofolio, tinjauan kinerja, atau hasil psikotes untuk memastikan keselarasan dengan kriteria kualifikasi atau penilaian.

  • Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan

Setelah asesmen dilakukan, asesor menyusun laporan berdasarkan data dan temuan yang diperoleh. Data asesmen dapat diolah secara kelompok untuk menyusun norma atau secara individual untuk melihat hasil tiap peserta. Penilaian harus dilakukan secara objektif, mengacu pada standar yang berlaku, dan fokus pada kompetensi yang dinilai. Hal ini penting dalam penyusunan laporan untuk memastikan konsistensi sistem evaluasi dan menjamin bahwa kinerja serupa mendapatkan penilaian yang setara.

  • Pemberian Umpan Balik

Meski tidak selalu diberlakukan setelah proses asesmen karena tergantung konteks dan sistemnya, umpan balik merupakan aspek penting untuk mendukung pengembangan kinerja dan keahlian profesional. Dengan memberikan umpan balik yang jelas dan objektif, asesor dapat memberikan wawasan tentang kekuatan dan area yang perlu ditingkatkan peserta. Tak hanya mendapatkan wawasan, umpan balik memungkinkan peserta untuk membuat perencanaan tindak lanjut secara lebih terarah.

Syarat Menjadi Asesor

Untuk menjalankan perannya secara profesional, seorang asesor perlu memenuhi sejumlah persyaratan dasar, antara lain:

  • Memenuhi Kualifikasi Keahlian di Bidang yang Dinilai

Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai merupakan syarat paling mendasar. Seorang asesor harus memiliki pemahaman mendalam mengenai prinsip dan praktik di bidang yang akan dinilai. Selain untuk memastikan penilaian asesmen secara tepat, asesor juga perlu mampu menerapkan pendekatan asesmen yang sesuai dengan karakteristik peserta serta konteks atau situasi yang dihadapi.

  • Memahami Prinsip Dasar Asesmen dan Etika Penilaian

Dalam menjalankan perannya, asesor dituntut untuk mampu menggunakan berbagai metode asesmen secara adil, terstruktur, dan bebas dari bias pribadi. Asesor juga perlu memastikan seluruh hasil asesmen yang dilaporkan merupakan valid dan reliabel. Selain itu, penting bagi asesmen untuk menjaga kerahasiaan, menjunjung transparansi, serta bersikap profesional dalam setiap tahap asesmen.

  • Memiliki Kemampuan Komunikasi yang Baik

Berbagai aspek dalam proses asesmen memerlukan keterampilan komunikasi yang baik, mulai dari menyampaikan pertanyaan wawancara secara jelas hingga memberikan umpan balik yang konstruktif. Komunikasi menjadi kemampuan penting yang perlu dimiliki asesor agar tujuan asesmen dapat dipahami dengan benar dan untuk menghindari kesalahpahaman antara asesor dan peserta.

  • Mengikuti Pelatihan dan Sertifikasi Asesor

Seseorang yang ingin menjadi asesor perlu mengikuti pelatihan dan lulus sertifikasi dari lembaga resmi. Selain itu, memenuhi persyaratan administratif dan memiliki pengalaman yang relevan juga menjadi syarat penting sebelum seorang asesor dapat melakukan praktik asesmen secara sah terhadap individu maupun organisasi. Jika Anda membutuhkan pelatihan dan sertifikasi menjadi asesor, LPTUI penyelenggaraan Assessor Certification Program (ACP) yang terbuka secara berkala untuk umum. Silakan kunjungi website kami dan dapatkan informasi mengenai jadwal pelatihan publik kami di sini

Ditulis oleh: Khadijah Almuhdor

Referensi: 

Australian Skills Quality Authority. (n.d.). Clauses 1.8 to 1.12—Conduct effective assessment. https://www.asqa.gov.au/rtos/users-guide-standards-rtos-2015/chapter-4-training-and-assessment/clauses-18-112-conduct-effective-assessment

JB Govaerts, M., WJ van de Wiel, M., & PM van der Vleuten, C. (2013). Quality of feedback following performance assessments: does assessor expertise matter?. European Journal of Training and Development, 37(1), 105-125.

St‐Onge, C., Chamberland, M., Lévesque, A., & Varpio, L. (2014). The role of the assessor: exploring the clinical supervisor’s skill set. The Clinical Teacher, 11(3), 209-213.

 

Anda bisa membagikan artikel berikut kepada yang lain:

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

0

Keranjang Kamu Kosong

Tidak ada produk di keranjang Anda.