Pada tanggal 17 hingga 18 Juli lalu, Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPTUI) menyelenggarakan Asesmen Seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama untuk Kementerian Sosial Republik Indonesia. Kegiatan asesmen ini merupakan langkah krusial dalam mencari calon pemimpin yang potensial dan kompeten.
Asesmen seleksi ini dibagi menjadi tiga tahap yang komprehensif dan cermat untuk mengidentifikasi kemampuan, potensi, dan kompetensi para calon pimpinan tinggi. Ketiga tahap tersebut meliputi tugas tertulis, simulasi perilaku, dan wawancara individu.
1. Tugas Tertulis merupakan langkah awal dalam proses seleksi. Calon peserta diuji melalui serangkaian tugas yang dihadapkan secara klasikal. Tugas-tugas ini dirancang untuk mengukur pemahaman dan pengetahuan calon terhadap isu-isu kritis dan strategis yang relevan dengan jabatan pimpinan tinggi yang akan diemban. Partisipan harus mampu memberikan jawaban yang baik dan menganalisis secara tepat untuk menunjukkan kesiapan mereka dalam menghadapi tuntutan posisi kepemimpinan yang kompleks dan dinamis.
2. Simulasi Perilaku mengevaluasi bagaimana para calon berperilaku dan berkomunikasi dalam situasi kehidupan nyata. Dalam hal ini, Problem Solving dan Presentasi Individu menjadi alat yang digunakan untuk mengukur munculnya perilaku sesuai dengan aspek yang ingin diukur. Problem Solving menguji kemampuan calon dalam menghadapi tantangan dan menemukan solusi yang inovatif dalam mengatasi masalah yang kompleks. Sementara itu, Presentasi Individu memeriksa kemampuan mereka dalam menyampaikan ide dan gagasan secara efektif, sesuai dengan kebutuhan jabatan pimpinan tinggi.
3. Wawancara Individu merupakan tahap terakhir. Menggunakan teknik Behavioral Event Interview (BEI). Dalam wawancara ini, calon akan dihadapkan pada situasi atau contoh kasus yang relevan dengan tanggung jawab dan tantangan yang akan dihadapi dalam peran kepemimpinan. Teknik BEI bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana calon telah menanggapi situasi nyata di masa lalu dan bagaimana mereka menghadapinya dengan kemampuan kepemimpinan yang relevan. Dengan demikian, proses ini dapat memberikan wawasan mendalam tentang kemampuan dan potensi calon dalam memimpin dan mengelola.
Melalui rangkaian tahap seleksi yang komprehensif ini, diharapkan calon pimpinan tinggi yang terbaik akan muncul. Para pemimpin yang dipilih akan memiliki kapabilitas dan kompetensi yang sesuai dengan tuntutan kompleksitas tugas di tingkat kepemimpinan tertinggi Kementerian Sosial RI. Proses seleksi yang cermat dan obyektif ini mendukung visi penguatan manajemen kualitas di dalam institusi, serta menghadirkan kepemimpinan yang unggul dalam melayani masyarakat dan memberikan solusi bagi isu-isu sosial yang mendesak.