Kenali Potensimu

Melalui Tes Intelegensi dan Minat Bakat Online

Pelaksanaan:
20 Mei 2023
Batas pendaftaran: 15 Mei 2023

Berdamai dengan Diri Sendiri: Rahasia Hidup Lebih Tenang dan Bahagia

Sulit untuk menerima dan memaafkan diri sendiri? Masih sering mengkritik diri sendiri secara berlebihan? Dihantui oleh bayang-bayang masa lalu? 

Diri sendiri bukanlah musuh yang harus dilawan, sehingga kita tidak perlu terus-menerus “berperang” dengan pikiran dan perasaan kita sendiri. Sebaliknya, mari belajar melepaskan keraguan yang membelenggu dan menciptakan keharmonisan dalam diri. Temukan cara berdamai dengan diri sendiri melalui artikel ini.

berdamai dengan diri sendiri

Makna Berdamai dengan Diri Sendiri

Berdamai dengan diri sendiri berarti menerima diri kita apa adanya—termasuk kekurangan dan keterbatasan yang kita miliki hingga kesalahan yang pernah kita perbuat di masa lalu. Dengan berdamai dengan diri sendiri, kita merangkul segala ketidaksempurnaan yang kita miliki dan melepas rasa bersalah.

Kedamaian dalam diri tercipta ketika kita berhenti “berperang” dengan diri sendiri dan mulai menanamkan self-love, belajar memaafkan dengan tulus, serta bersikap lebih lembut terhadap diri sendiri. Dengan demikian, kita membuka ruang untuk tumbuh, berkembang, dan hidup dengan lebih tenang. 

Ketika kita mampu berdamai dengan diri sendiri, hal ini sangat berdampak positif pada kondisi kesehatan mental kita. Selain itu, kita menjadi lebih matang dalam menjalin hubungan dengan orang lain karena mampu membangun koneksi yang lebih sehat. Tak hanya itu, berdamai dengan diri sendiri juga menjadi langkah awal untuk menggali dan mewujudkan potensi terbaik dalam diri kita.

Hambatan Berdamai dengan Diri Sendiri 

Dikarenakan setiap orang memiliki pengalaman yang unik dan terakumulasi, berbagai faktor yang mungkin mempersulit kita untuk berdamai dengan diri sendiri antara lain:

1. Pengaruh Pengalaman di Masa Lalu

Pengalaman di masa lalu, khususnya masa kanak-kanak, turut membentuk bagaimana seseorang memandang dirinya. Jika seseorang tumbuh besar di lingkungan yang sering menghakimi atau menolak, mereka mungkin memendam pemikiran bahwa mereka “tidak cukup baik”, sehingga sulit menerima diri mereka apa adanya.

Penyesalan dari masa lalu yang belum terselesaikan dan kenangan yang menyakitkan juga memungkikan seseorang terus-menerus menyalahkan diri sendiri, sehingga menyulitkan mereka untuk melangkah maju.

2. Kecenderungan Menghakimi Diri Sendiri 

Tanpa disadari, kita sering kali berbicara negatif kepada diri sendiri. Misalnya, saat menghadapi sebuah kegagalan, pikiran kita langsung dipenuhi dengan kritik keras, bahkan sampai melabeli diri sebagai seseorang yang payah dan bodoh.

Selama kebiasaan ini terus dipelihara, kita akan sulit memberi ruang bagi diri sendiri untuk bertumbuh. Kegagalan dan kesalahan yang kita perbuat akan selalu dianggap sebagai sesuatu yang memalukan, alih-alih bagian dari proses menjadi pribadi yang lebih baik.

3. Bergantung pada Validasi Orang Lain

Dalam era media sosial ini, rasanya melepas diri dari ekspektasi sosial merupakan tantangan tersendiri. Kita terpapar dengan berbagai konten yang seakan-akan membentuk standar yang harus kita penuhi. Apabila terpengaruh, hal tersebut akan sangat menyulitkan kita untuk melihat sesuatu dengan sudut pandang yang lebih luas. 

Setiap orang memiliki jalannya masing-masing. Dengan demikian, definisi “sukses” tidak dapat dibuat dengan parameter orang lain. Kita mampu menerima diri ketika menyadari hal tersebut dan berusaha untuk berkembang sesuai kemampuan dan sumber daya yang kita miliki. 

Cara Berdamai dengan Diri Sendiri

Berdamai dengan diri sendiri bukanlah suatu hal yang dapat dilakukan secara instan. Dibutuhkan proses dan waktu yang dapat berbeda antara satu orang dan orang lain. Berikut beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk mulai berdamai dengan diri sendiri: 

1. Mempraktikkan Self-Compassion

Self-compassion, atau berwelas asih kepada diri sendiri, membantu kita beralih dari kebiasaan bersikap keras menjadi penuh kasih sayang terhadap diri sendiri. Salah satu caranya adalah dengan memberikan afirmasi positif, seperti berbicara pada diri sendiri dengan kata-kata yang membangun, misalnya, “Aku berharga,” “Aku mampu melewati ini,” atau “Aku sedang belajar dan bertumbuh.” 

2. Memaafkan Masa Lalu

Masa lalu tidak dapat mendefinisikan siapa kita hari ini. Barangkali kita pernah mendapati pengalaman menyakitkan atau berbuat kesalahan yang tidak dapat dikembalikan, namun hal tersebut bukan berarti akhir dari segalanya. Maafkan dan jadikan sebagai pelajaran yang membuat kita menjadi pribadi yang lebih kuat dan lebih baik.

3. Ganti Pola Pikiran Negatif

Sadari ketika pikiran negatif mulai muncul dalam benak kita. Misalnya, saat terpikir, “Saya tidak pernah cukup baik,” coba diganti menjadi, “Saya sedang belajar dan bertumbuh.” Dengan membiasakan diri mengganti pola pikir negatif dengan yang lebih positif, kita memberi diri sendiri ruang untuk berkembang tanpa terbebani oleh rasa takut atau keraguan.

4. Rayakan Pencapaian Kecil

Kita tidak perlu menunggu pencapaian besar untuk mengapresiasi diri sendiri. Dengan merayakan setiap langkah kecil yang berhasil kita capai, kita menyadari bahwa setiap proses memiliki makna. Hal ini juga membantu kita melihat bahwa kita terus berkembang, sedikit demi sedikit, menuju versi terbaik dari diri sendiri.

Mari Mulai Berdamai dengan Diri Sendiri

Tidak ada kata terlambat untuk mulai berdamai dengan diri sendiri. Namun, jika dengan berbagai upaya yang telah Anda lakukan masih terasa sulit, tidak ada salahnya mencari dukungan tambahan. 

Konseling dengan tenaga profesional kesehatan mental dapat membantu Anda memahami diri lebih dalam dan menemukan cara yang lebih efektif untuk berdamai dengan diri sendiri. Jangan ragu untuk melakukan konseling dengan psikolog profesional. Hubungi LPTUI melalui link pendaftaran atau nomor WhatsApp LPTUI Salemba atau LPTUI Depok untuk mendapatkan dukungan yang Anda butuhkan.

Ditulis oleh Khadijah Muhdor 

 

Tinggalkan komentar

0

Keranjang Kamu Kosong

Tidak ada produk di keranjang Anda.