Kenali Potensimu

Melalui Tes Intelegensi dan Minat Bakat Online

Pelaksanaan:
20 Mei 2023
Batas pendaftaran: 15 Mei 2023

Apa itu Gangguan Bipolar? Pengertian, Penyebab, Mitos, dan Cara Penanganan

gangguan bipolar

Merasakan berbagai emosi adalah hal yang sangat manusiawi. Kita bisa merasa bahagia di satu momen dan merasa sedih di momen berikutnya. Namun, perubahan suasana hati seperti ini tidak serta-merta membuat seseorang dapat dilabeli sebagai penderita gangguan bipolar. Mari pelajari lebih lanjut tentang gangguan bipolar melalui artikel ini.

Pengertian Gangguan Bipolar

Gangguan bipolar ditandai dengan kondisi di mana suasana hati berubah secara drastis secara berulang kali, dari sangat tinggi yang disebut fase manik hingga sangat rendah yang disebut fase depresi. Kondisi ini juga disertai dengan perubahan tingkat energi yang terlihat dari gejala kognitif, fisik, serta perilaku yang khas. 

Dalam fase manik, seseorang cenderung menjadi hiperaktif, mengalami peningkatan kepercayaan diri, lebih sulit untuk tidur, dan lebih mudah bergaul sampai-sampai cenderung mengganggu. Mereka lebih mungkin melakukan hal-hal ceroboh dan tidak menyadari bahaya dari perilaku mereka.

Fase hipomanik adalah bentuk fase manik yang lebih ringan. Meski gejalanya mirip, fase hipomanik tidak menyebabkan gangguan yang signifikan dalam fungsi sehari-hari, sehingga seringkali penderita tidak menyadarinya dan jarang mencari pertolongan medis. Namun, fase hipomanik dapat berkembang menjadi fase manik pada beberapa kasus.

Sebaliknya, dalam fase depresi, seseorang mengalami penurunan energi dan suasana hati. Hal ini ditandai dengan diliputi kesedihan, kecenderungan menarik diri dari kehidupan sosial, hipersomnia atau lebih muda mengantuk walaupun sudah cukup istirahat, dan kepercayaan diri yang lebih rendah.

Meskipun umumnya dilihat sebagai dua kutub yang berlawanan, gejala manik dan depresi sering muncul bersamaan, sehingga menimbulkan kondisi kompleks yang membutuhkan pertolongan bantuan profesional. 

Penyebab Gangguan Bipolar

Faktor terbesar yang meningkatkan risiko gangguan bipolar adalah faktor genetik atau keturunan. Kemungkinan gangguan ini diwariskan diperkirakan mencapai 85%salah satu yang tertinggi dibandingkan gangguan mental lainnya. Namun, gangguan bipolar tidak disebabkan oleh satu faktor saja. Interaksi antara faktor genetik dan lingkungan diyakini dapat memberikan pemahaman yang lebih lengkap mengenai kondisi ini.

Menurut berbagai penelitian, beberapa faktor lingkungan yang turut memperparah kemungkinan gangguan bipolar antara lain pengalaman mendapatkan kekerasan fisik atau seksual pada masa kanak-kanak. Hal ini memperbesar risiko timbulnya gangguan lebih dini dan menumbuhkan gangguan menjadi lebih parah. 

Pengalaman diasuh oleh orang tua dengan riwayat gangguan bipolar juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan bipolar di kemudian hari. Selain itu, stres kronis dalam kehidupan dapat berperan besar dalam memicu dan memperpanjang fase perubahan suasana hati pada penderita gangguan bipolar. 

Mitos dan Fakta Gangguan Bipolar

Di kalangan masyarakat awam, terdapat berbagai mitos tentang gangguan mental, terutama gangguan bipolar. Berikut beberapa mitos beserta penjelasannya:

Mitos: Seseorang dengan gangguan bipolar sebenarnya hanya moody saja. 

Fakta: Naik turunnya suasana hati yang ekstrem pada gangguan bipolar sangat berbeda dengan moody pada umumnya. Seseorang dengan gangguan bipolar mengalami perubahan yang serius dari sisi energi, aktivitas, dan pola tidur. Selain itu, fase yang dialami berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Hal ini dapat melemahkan penderita gangguan bipolar dan pada beberapa kasus memerlukan perawatan di rumah sakit.

Mitos: Semua penderita gangguan bipolar mengalami kondisi yang sama.

Fakta: Pengalaman gangguan bipolar dapat berbeda antara satu orang dengan orang lain. Tidak semua orang dengan gangguan bipolar mengalami gejala yang sama karena terdapat beberapa jenis gangguan bipolar, di antaranya adalah:

  • Gangguan bipolar I, ditandai dengan fase manik penuh yang berlangsung setidaknya tujuh hari atau lebih singkat tetapi cukup parah hingga memerlukan perawatan medis. Penderita juga bisa mengalami episode depresi, meski tidak selalu.
  • Gangguan bipolar II, ditandai dengan satu fase depresi mayor dan satu fase hipomanik; tidak ada fase manik.
  • Gangguan siklotimik, ditandai dengan perubahan suasana hati yang berulang antara gejala hipomanik dan depresi ringan. Gejala ini tidak cukup parah atau berlangsung cukup lama untuk memenuhi kriteria episode hipomanik ataupun episode depresi mayor.

Mitos: Gangguan bipolar hanya dapat ditangani dengan mengonsumsi obat-obatan. 

Fakta: Meskipun pengobatan seringkali diterapkan dalam penanganan gangguan bipolar, namun berbagai terapi psikologis seperti terapi perilaku kognitif dan terapi interpersonal telah terbukti membantu mengurangi gejala dan risiko gangguan bipolar. Kombinasi antara terapi psikologis dan pengobatan merupakan penanganan yang paling efektif dalam mencegah kekambuhan di masa mendatang.

Cara Penanganan Gangguan Bipolar

Seseorang dengan gangguan bipolar mungkin saja mengalami suatu periode tanpa menunjukkan gejala apapun, di mana gejala tersebut diasumsikan laten atau tersembunyi. Namun, hal tersebut bukan berarti gangguan telah terpulihkan sepenuhnya. 

Dalam beberapa kasus, gejala efek samping gangguan bipolar tetap bertahan sehingga proses pemulihan sepenuhnya menjadi lebih sulit, terutama setelah episode kedua, ketiga, dan selanjutnya. Oleh karena itu, perlu berkonsultasi dengan tenaga profesional kesehatan mental seperti psikolog dan psikiater untuk menentukan penanganan yang tepat. 

Jika Anda mengetahui seseorang yang membutuhkan bantuan, LPTUI menyediakan berbagai layanan konseling dan terapi dengan psikolog ahli dalam penanganan gangguan bipolar. Segera hubungi kami melalui link pendaftaran atau hubungi nomor WhatsApp LPTUI Salemba atau LPTUI Depok untuk mendapatkan dukungan yang tepat.

Ditulis oleh: Khadijah Muhdor

Referensi:

Anderson, I. M., Haddad, P. M., & Scott, J. (2012). Bipolar disorder. BMJ (Clinical research ed.), 345, e8508. https://doi.org/10.1136/bmj.e8508

Miasnikov, C. (2021, May 5). Myths and Facts of Bipolar Disorder. National Alliance on Mental Illness. https://tinyurl.com/4h7k3sas  

Vieta, E., Berk, M., Schulze, T. G., Carvalho, A. F., Suppes, T., Calabrese, J. R., … & Grande, I. (2018). Bipolar disorders. Nature reviews Disease primers, 4(1), 1-16.

 

Tinggalkan komentar

0

Keranjang Kamu Kosong

Tidak ada produk di keranjang Anda.