Saat baru lulus, banyak dari kita pasti merasa dunia kerja itu seperti lautan luas yang penuh ketidakpastian. Pernah nggak kamu ngerasa kayak gini? Lulus kuliah, tapi bingung mau ngapain, kayak berdiri diujung tebing tanpa tahu harus melompat ke mana. Dunia kerja terasa begitu besar dan membingungkan, bikin kita kayak nyasar tanpa kompas. Nggak usah khawatir, banyak banget fresh graduate yang ngalamin hal yang sama—kita sebut aja ‘Fresh Graduate Syndrome’. Fenomena ini menggambarkan gejolak mental yang sering dialami lulusan baru, penuh kebingungan dan ketidakpastian.
Ternyata, banyak juga yang belum nemuin tujuan hidup setelah lulus. Faktanya, ada 18% yang nggak tahu mau ngapain, dan 17% lainnya masih bimbang tentang langkah selanjutnya. Ketidakjelasan ini bisa bikin kamu makin cemas dalam menghadapi dunia kerja.
Lebih lagi, masalah ini nggak cuma berhenti di situ. Bahkan setelah bekerja, banyak orang yang merasa nggak cocok dengan pekerjaan mereka. Hasil survei Jobstreet di tahun 2022 menunjukkan bahwa 73% karyawan merasa nggak puas dengan pekerjaannya. Kenapa? Salah satu alasannya adalah 54% dari mereka bekerja di bidang yang nggak sesuai dengan minat atau latar belakang pendidikan mereka. Nggak heran kalau hal ini berujung pada penurunan produktivitas dan lambatnya perkembangan karier.
Jadi, apa sih yang bikin kita bingung soal karier? Pertama, banyak dari kita kesulitan menentukan pilihan karier yang cocok sama minat, bakat, dan nilai-nilai pribadi. Apalagi, dengan info yang bejibun di internet, bukannya makin jelas, malah makin bingung. Kedua, dunia kerja berubah cepat banget, terutama karena teknologi. Jadi wajar kalau kita sering merasa nggak yakin dengan masa depan karier kita. Ketiga, minim pengalaman kerja juga jadi penghalang. Bagi fresh graduate, kadang sulit banget membayangkan pekerjaan yang cocok. Terakhir, ada rasa takut gagal yang bikin kita ragu buat ambil keputusan besar.
Nah, buat kamu yang lagi galau menentukan arah hidup, tenang aja! Ada kok solusi yang bisa bantu kamu keluar dari labirin karier ini. Salah satunya adalah asesmen karier. Asesmen ini bakalan bantu kamu menemukan jati diri dan passion kamu, sehingga kamu bisa memilih pekerjaan yang sesuai dan bikin kamu bahagia. Penasaran kan gimana cara kerjanya? Yuk, kita bahas lebih lanjut!
Apa sih sebenarnya asesmen karir itu?
Sederhananya, asesmen karir adalah proses yang bantu kamu memahami siapa diri kamu di dunia kerja. Mulai dari minat, bakat, nilai pribadi, sampai motivasi, semua aspek itu dievaluasi secara sistematis supaya kamu bisa tahu karier apa yang paling cocok buat kamu. Intinya, asesmen karir bakal bantu kamu menemukan jalan yang paling pas sesuai dengan potensi dan passion kamu. Seperti yang dibilang Whiston & Rahardja (2005), ini bukan cuma soal “kamu cocok jadi apa”, tapi juga gimana kamu bisa sukses dan puas dengan pilihan karir mu.
Macam-Macam Asesmen Karir yang Bisa Kamu Ikuti
Ada berbagai jenis tes yang sering dipakai dalam asesmen karir. Masing-masing punya fokus yang berbeda, tapi tujuannya sama: mengenali siapa dirimu dan karier yang cocok buat kamu. Beberapa jenis asesmen karir yang umum digunakan antara lain:
Tes Kepribadian: Mengenal Lebih Dalam Siapa Dirimu
Kalau kamu penasaran apakah kamu tipe yang lebih suka bekerja di balik layar atau justru jadi leader di garis depan, tes kepribadian bisa kasih jawaban yang jelas. Salah satu tes kepribadian yang terkenal adalah RIASEC yang dikembangkan oleh John Holland. Tes ini mengelompokkan kepribadian kamu ke dalam enam kategori: Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterprising, dan Conventional. Jadi, dengan hasil tes ini, kamu bisa tahu apakah kamu lebih cocok bekerja di lingkungan kreatif, analitis, atau yang melibatkan interaksi sosial langsung (Fatmasari & Supriyatna, 2019). Misalnya, kalau kamu tipe Investigative, mungkin karir yang melibatkan riset dan pemecahan masalah bakal bikin kamu berkembang.
Tes Minat: Menemukan Apa yang Benar-Benar Kamu Nikmati
Pernah nggak sih kamu mikir, “Sebenarnya apa sih yang bikin aku bener-bener bersemangat?” Nah, tes minat bisa ngebantu kamu menemukan jawabannya. Contohnya adalah Self-Directed Search (SDS) dan Rothwell-Miller Inventory Blank (RMIB). Tes-tes ini bakal ngebantu kamu memahami aktivitas atau bidang mana yang bener-bener kamu sukai. Misalnya, apakah kamu lebih suka kerja di luar ruangan, mengerjakan tugas teknis, atau mungkin kamu justru tertarik sama pekerjaan yang berhubungan langsung dengan sosial. Dengan mengetahui minat ini, kamu bisa ngerancang karir yang bikin kamu merasa bahagia setiap harinya. Siapa tahu, ada karir yang sebelumnya nggak pernah kepikiran, tapi ternyata cocok banget buat kamu!
Tes Preferensi Diri: Mengerti Gaya Kerja yang Paling Nyaman Buatmu
Setiap orang punya cara kerja yang beda-beda, dan dengan tes preferensi diri, kamu bisa mengetahui gaya kerja yang paling nyaman buatmu. Salah satu yang paling populer adalah MBTI (Myers-Briggs Type Indicator), tes ini bakal ngebantu kamu ngerti apakah kamu lebih suka kerja sendiri atau dalam tim, apakah kamu lebih mengandalkan logika atau perasaan saat buat keputusan, dan sebagainya (Wijaya et al., 2019).
Tapi, nggak cuma MBTI aja! Ada juga Keirsey Temperament Sorter (KTS) yang nggak kalah seru. Tes ini dikembangkan oleh David Keirsey dan mengevaluasi hasil psikologis serta kepribadian kamu. Uniknya, tes ini mengelompokkan kepribadian menjadi empat tipe besar: Idealists, Guardians, Artisans, dan Rationals. Setiap kelompok ini punya delapan jenis peran yang berbeda dan variasi unik lainnya. Setelah kamu mengidentifikasi tipe temperamenmu, KTS bakal ngebantu kamu menemukan jalur karir yang cocok dan punya potensi buat pertumbuhan pribadi yang besar. Jadi, kalau kamu idealis, mungkin kamu cocok dalam pekerjaan yang fokus pada inovasi dan perubahan, sementara kalau kamu tipe guardian, peran yang membutuhkan stabilitas mungkin lebih cocok buatmu.
Strong Interest Inventory: Temukan Minat dan Nilai yang Paling Sesuai
Kalau kamu ingin mengeksplorasi minat, kemampuan, dan nilai yang mendalam untuk karirmu, Strong Interest Inventory adalah pilihan tepat. Tes ini pertama kali dibuat oleh E.K. Strong, Jr. pada tahun 1927, dan sampai sekarang masih banyak dipakai. Tes ini berisi 291 pertanyaan yang bertujuan buat nentuin minat profesional dan kepribadian kamu. Yang bikin tes ini keren adalah kemampuannya untuk mengintegrasikan hasil tes dengan kebutuhan dunia kerja saat ini (Hansen, 2005). Jadi, setelah mengerjakan tes ini, kamu nggak cuma paham apa yang kamu suka, tapi juga bisa tahu karakteristik pekerjaan yang bakal cocok buatmu di masa depan.
Manfaat Utama Asesmen Karir:
Kamu mungkin bertanya-tanya, “Kenapa sih penting banget buat melakukan asesmen karir?” Well, asesmen karir bisa jadi salah satu cara terbaik untuk mengenali siapa dirimu, apa yang kamu suka, dan bagaimana kamu bisa mengembangkan karirmu ke arah yang benar. Asesmen ini nggak cuma bikin kamu lebih paham tentang minat dan bakat, tapi juga ngasih gambaran jelas tentang langkah-langkah yang bisa diambil untuk mencapai tujuan karir yang diinginkan. Nah, berikut ini beberapa manfaat yang bisa kamu dapetin dari hasil asesmen karir:
1. Mendapatkan Feedback Personal untuk Panduan Pengembangan Karirmu
Bayangin kamu baru selesai mengerjakan asesmen karir, dan tiba-tiba kamu dapet feedback yang spesial, kayak ngobrol sama mentor pribadi. Feedback ini tuh penting banget, karena ngebantu kamu ngerti hasil asesmen yang udah kamu ikuti. Jadi, kamu nggak cuma baca angka atau grafik tanpa paham maksudnya, tapi juga dikasih arahan soal langkah-langkah yang bisa diambil buat pengembangan karir kamu ke depannya (Pau & Syarifah, 2023). Misalnya, kalau ternyata hasilnya menunjukkan kamu punya potensi besar di bidang komunikasi, kamu jadi bisa fokus ngegali potensi itu lebih dalam, mungkin dengan ngembangin skill public speaking atau negosiasi.
2. Identifikasi Minat dan Bakat: Kunci Menemukan Passion
Ini nih yang sering banget bikin galau—”Sebenernya aku minatnya di mana sih?” Nah, asesmen karir ngebantu kamu jawab pertanyaan ini. Tes ini bakal ‘memetakan’ minat kamu, alias ngasih tahu bidang atau aktivitas apa yang bikin kamu bener-bener tertarik. Bisa jadi kamu lebih suka hal-hal yang kreatif, kayak desain atau menulis, atau mungkin kamu lebih nyaman dengan hal yang analitis seperti ngotak-ngatik angka atau data. Asesmen ini juga bisa ngebuka mata kamu tentang bakat alami yang mungkin selama ini belum kamu eksplorasi, kayak bakat verbal, kemampuan logis, atau bahkan keterampilan fisik yang melibatkan motorik. Jadi, hasilnya nggak cuma sebatas tau minat, tapi juga bakat alami yang bisa jadi dasar buat ngembangin karir.
3. Mengetahui Kekuatan dan Kelemahan: Panduan Pengembangan Diri
Semua orang punya kekuatan, tapi yang sering terlupakan adalah kelemahan. Nah, hasil asesmen karir nggak cuma ngasih kamu peta kekuatan, tapi juga menunjukkan area mana yang masih perlu kamu tingkatkan. Ini penting banget, karena dengan tau kelemahan kamu, kamu bisa bikin rencana pengembangan diri yang lebih efektif. Misalnya, kamu mungkin tau kalau kamu jago banget dalam hal-hal teknis, tapi agak kesulitan dalam bekerja sama tim. Nah, dari hasil ini, kamu bisa mulai fokus buat ngembangin kemampuan kolaborasi kamu, biar tujuan karir kamu bisa tercapai dengan lebih mulus. Intinya, asesmen ini semacam ‘cermin’ yang nggak cuma nunjukin sisi positif, tapi juga hal yang perlu kamu perbaiki.
4. Menentukan Tujuan Karir: Langkah Lebih Jelas dan Terarah
Asesmen karir juga ngebantu kamu bikin tujuan yang jelas. Dalam sesi bimbingan karir, kamu nggak cuma dikasih hasil mentah dari asesmen, tapi juga diajak buat eksplorasi lebih lanjut tentang pilihan karir yang ada. Kamu dan fasilitator bisa sama-sama diskusi buat nentuin tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang sesuai sama minat dan bakat kamu (Suherman et al., 2024). Jadi, kamu nggak cuma asal melangkah atau cuma milih karir karena tren, tapi bener-bener punya arah yang jelas berdasarkan potensi diri.
5. Bikin Pertimbangan Karir Lebih Matang
Pertimbangan soal karir nggak bisa sembarangan, apalagi kalau kamu mau sukses di masa depan. Asesmen ini bakal ngebantu kamu memahami diri sendiri lebih dalam—baik dari segi fungsi kognitif maupun kepribadian. Hasilnya? Kamu jadi lebih siap buat ngerjain tugas-tugas yang berkaitan sama pengambilan keputusan karir, dengan confidence yang lebih tinggi. Kamu nggak cuma puas sama pekerjaan yang kamu pilih, tapi juga ngerasain kesuksesan yang nyata di masa depan. Ini semacam fondasi buat kamu buat nggak salah langkah dalam nentuin karir yang bikin kamu happy dan sukses.
6. Mempersempit Pilihan Karir dan Menemukan Keterampilan Tersembunyi
Kadang, pilihan karir yang ada terasa begitu banyak sampai bikin bingung. Nah, asesmen karir ngebantu kamu mempersempit pilihan karir yang bener-bener sesuai sama bakat dan tujuan pribadi kamu. Kamu bakal sadar bahwa mungkin ada keterampilan yang selama ini tersembunyi dan belum terorganisir dengan baik (Chaudhuri, 2019). Misalnya, kamu ternyata punya skill leadership yang mumpuni, tapi selama ini nggak pernah kepikiran buat ngarahin karir ke situ. Tes ini bisa ngebantu kamu ngeh soal potensi-potensi tersembunyi itu dan bikin kamu lebih sadar nilai-nilai diri sendiri. Dari sini, kamu jadi lebih fokus dalam ngembangin keterampilan yang bener-bener mendukung karir masa depanmu.
Kesimpulannya, kalau kamu masih galau soal karier, itu hal yang wajar kok! Tapi jangan biarkan kebingungan itu bikin kamu jalan di tempat. Asesmen karir bisa jadi langkah pertama yang membantu kamu memahami diri sendiri, mengenali minat dan bakat, serta menemukan arah karier yang paling sesuai. Dengan begitu, kamu bisa melangkah lebih percaya diri menuju masa depan yang lebih jelas dan sesuai passion. Jadi, jangan ragu buat mencoba asesmen karir dan temukan peta jalanmu menuju sukses!Â
Ditulis oleh: Feliza Aisyah Putri