Cara Mempraktikkan Komunikasi Asertif: Kunci Berani Bicara Tanpa Drama

Pernahkah kamu merasa ragu untuk menyampaikan pendapat karena takut menyinggung orang lain? Atau kamu lebih sering mengalah demi menghindari konflik, padahal ada hal yang sebenarnya ingin kamu utarakan?

Rasanya akan sangat nyaman jika kita bisa menyampaikan perasaan dan pikiran secara terbuka. Tidak bersikap memaksakan kehendak, tetapi juga tidak pasrah tanpa membela hak sendiri. Keseimbangan dalam berkomunikasi inilah yang disebut sebagai komunikasi asertif—cara berkomunikasi yang memungkinkan kita menyatakan pendapat dengan jelas, tegas, namun tetap menghormati orang lain.

Artikel ini cocok banget untuk kamu yang nggak enakan. Mari simak lebih lanjut tentang komunikasi asertif dan bagaimana cara mengembangkannya.

Pengertian Komunikasi Asertif

Menjadi asertif berarti mampu untuk secara tegas mengungkapkan apa yang kita rasakan dan pikirkan ketika kita merasa perlu dengan tetap menghargai perasaan dan hak orang lain. Gaya komunikasi asertif membutuhkan keseimbangan antara apa yang kita inginkan dan apa yang diinginkan orang lain. Dasar dari gaya komunikasi ini adalah sikap terbuka terhadap diri sendiri dan orang lain, serta mendengarkan sudut pandang orang lain dan menghormati orang lain. 

Jika komunikasi digambarkan dalam suatu spektrum antara dua titik—pasif dan agresif—maka komunikasi asertif berada di tengah sebagai titik keseimbangan. Komunikasi pasif cenderung membuat seseorang selalu setuju dengan pendapat orang lain, sementara komunikasi agresif justru berusaha mendominasi dan memaksakan kehendak tanpa mempertimbangkan respons orang lain. Komunikasi asertif menawarkan jalan tengah: berani menyatakan pendapat dengan tegas tanpa menjadi terlalu menuntut atau terlalu menurut.

Empat Prinsip Komunikasi Asertif

Agar komunikasi asertif berjalan efektif dan seimbang, terdapat empat prinsip penting yang perlu diperhatikan, yaitu:

  • Respect – Menghormati orang lain

Cara kita memandang lawan bicara sangat memengaruhi bagaimana kita menyampaikan pesan. Dalam komunikasi asertif, penting untuk melihat mereka sebagai individu yang setara, bukan lebih rendah hingga dapat diremehkan, dan bukan lebih tinggi hingga kita merasa terintimidasi. 

Dengan sikap saling menghormati, kedua belah pihak akan berusaha mempertimbangkan kebutuhan masing-masing sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. 

  • Appropriate – Menyampaikan dengan cara yang tepat

Komunikasi asertif tidak hanya mementingkan apa yang ingin kita sampaikan tetapi juga mempertimbangkan cara yang sesuai dengan situasi dan konteks budaya atau sosial. 

Hal ini termasuk memperhatikan nada bicara yang tenang, menghindari bahasa yang menyinggung atau terlalu kasar namun tetap jelas dan langsung, dan mengetahui kapan dan di mana harus mengekspresikan diri untuk mendapatkan hasil yang ideal.

  • Honest – Menyampaikan pesan dengan jujur

Berkomunikasi secara jujur berarti mengatakan apa yang sebenarnya kita pikirkan atau rasakan tanpa melebih-lebihkan atau menipu. Hindari sugar-coating atau melapisi fakta dengan hal ‘manis’ agar terkesan positif atau menyenangkan. 

Tetap konsisten dengan nilai-nilai yang kita pegang dan tidak mengatakan sesuatu hanya untuk menyenangkan orang lain atau menghindari konflik. 

  • Direct – Langsung ke inti tanpa bertele-tele

Katakan apa yang dimaksud secara singkat, padat, dan jelas tanpa ambigu. Jika ingin pesan kita ditangkap secara menyeluruh, hindari penjelasan yang panjang berputar-putar karena hanya akan membuat lawan bicara kita kebingungan. 

Berkomunikasi yang berfokus pada inti masalah membantu mencegah kesalahpahaman dan memastikan komunikasi berjalan efektif, sembari tetap menghormati orang lain.

Mengapa Komunikasi Asertif Penting?

Terdapat beberapa manfaat penting dari komunikasi asertif, antara lain:

  • Mencegah Konflik Interpersonal 

Komunikasi asertif merupakan cara yang konstruktif dalam sebuah interaksi. Ketika kita berkomunikasi dengan menghormati orang lain, menggunakan cara-cara yang baik, mempertimbangkan kebutuhan dari kedua belah pihak, hal ini pada akhirnya akan mengurangi kemungkinan konflik dan meningkatkan hubungan yang harmonis.

  • Kebutuhanmu Didengar dan Dipahami

Seringkali permintaan atau kebutuhan kita tidak dipenuhi karena kurangnya kejelasan, hal ini menyebabkan terjadinya ketidakpuasan dalam komunikasi. Dengan menerapkan prinsip-prinsip komunikasi asertif, hal ini memastikan bahwa pesan diterima dengan jelas tanpa terkesan ragu-ragu. 

  • Meningkatkan Keterampilan Memecahkan Masalah

Melalui komunikasi asertif, kita akan berfokus pada solusi masalah daripada mencari menyerang seseorang. Dengan menyampaikan persoalan secara tegas kebutuhan kita sembari mempertimbangkan hak orang lain, hal ini membantu menemukan solusi yang adil dan saling menguntungkan. 

  • Lebih Baik untuk Kesehatan Mental

Berkomunikasi secara terbuka dapat mengurangi stres karena kita tidak perlu memendam perasaan atau kekhawatiran. Selain itu, ketika kita terbiasa menyatakan kebutuhan kita dengan jelas, hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kita lebih mampu mengatasi perasaan tidak berdaya.

Rumus Komunikasi Asertif

Ketika mempraktikkan komunikasi asertif, gunakan rumus The XYZ* Formula, yaitu: 

Saya merasa X Ketika kamu Y Dalam keadaan Z Dan saya ingin *
Mengungkapkan perasaan pribadi. Menyebutkan perilaku orang lain yang berpengaruh pada perasaanmu. Menjelaskan situasi spesifik saat kejadian terjadi. Menyampaikan apa yang kamu harapkan atau butuhkan.

 

Misalnya: 

Saya merasa kewalahan (X) ketika kamu sering mengubah deadline tugas mendadak (Y) dalam keadaan proyek yang sudah hampir selesai (Z), dan saya ingin kita bisa mendiskusikan perubahan deadline lebih awal agar saya bisa mengatur pekerjaan dengan lebih baik (*).

Dengan menyampaikan seperti ini, kamu tetap menghormati lawan bicara tanpa terkesan menyerang, menggunakan bahasa yang pantas, dan jujur dengan perasaanmu tanpa harus bertele-tele. Hal ini akan lebih efektif dalam menyampaikan maksudmu dengan jelas, menghindari kesalahpahaman, dan membangun komunikasi yang lebih sehat serta konstruktif.

Kabar baiknya, komunikasi asertif adalah keterampilan yang bisa dilatih. LPTUI menawarkan pelatihan komunikasi asertif dengan fasilitator berpengalaman yang cocok untuk kebutuhan korporat, instansi, maupun lembaga. Tingkatkan keterampilan komunikasi di organisasimu sekarang. Cek informasi selengkapnya melalui tautan berikut ini atau hubungi kami melalui nomor WhatsApp LPTUI Salemba atau LPTUI Depok untuk berdiskusi lebih lanjut. 

Ditulis oleh: Khadijah Almuhdor

Referensi:

Cornell Health. (n.d.). Assertive communication skills. Cornell University. https://health.cornell.edu/sites/health/files/pdf-library/assertive-communication-skills.pdf

Pipaș, M. D., & Jaradat, M. (2010). Assertive communication skills. Annales Universitatis Apulensis Series Oeconomica, 12(2), 649–656. https://doi.org/10.29302/oeconomica.2010.12.2.17

Postolatii, E. (2017). Assertiveness: Theoretical approaches and benefits of assertive behavior. Journal of Innovation in Psychology, Education and Didactics, 21(1), 83-96.

Anda bisa membagikan artikel berikut kepada yang lain:

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

0

Keranjang Kamu Kosong

Tidak ada produk di keranjang Anda.