Masa setelah lulus SMP dan SMA merupakan masa yang sangat penting, membingungkan, bahkan sangat stressful bagi siswa. Sangat wajar siswa merasa bingung, karena harus menentukan sebuah pilihan yang akan berpengaruh ke arah pendidikan, karier, dan masa depan mereka nantinya. Siswa yang baru lulus SMP harus menentukan ingin SMA jurusan IPA atau IPS. Sebelum menentukan itu, siswa harus tahu terlebih dahulu saat kuliah ingin mengambil jurusan apa supaya bisa menyesuaikan pilihan jurusan di SMA. Di sisi lain, mayoritas siswa yang baru lulus SMP mungkin masih belum tahu apa yang mereka inginkan atau apa yang mereka kuasai. Sangat membingungkan, bukan?
Akibatnya, dari tahun ke tahun, pasti ada banyak sekali mahasiswa yang mengeluh salah jurusan di media sosial? Bahkan, setiap penerimaan mahasiswa baru, ternyata tidak jarang terdapat siswa yang sudah pernah kuliah dan memutuskan untuk mencoba masuk ke jurusan lain di tahun berikutnya karena merasa tidak cocok di jurusan sebelumnya. Kira-kira mengapa, ya, fenomena ini sangat marak terjadi?
Beberapa tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 2021, ahli Psikologi Pendidikan dari Integrity Development Flexibility (IDF), Irene Guntur, menyebutkan bahwa ada 87% mahasiswa di Indonesia yang merasa salah jurusan! Ternyata, fenomena salah jurusan ini sering terjadi karena beberapa alasan.
Mari, kita bedah satu-satu!
1. Asal Pilih Jurusan
Perilaku ngasal dalam memilih jurusan ini sering kali ditemukan pada siswa yang belum memiliki ketertarikan atau preferensi pada jurusan tertentu. Beberapa siswa asal pilih jurusan tanpa memikirkan jenjang karier mereka di masa depan. Ada juga siswa yang menyusun strategi untuk memilih jurusan yang memiliki peminat rendah supaya bisa lolos di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Top 3.
Jika beruntung, maka bisa saja lama-kelamaan siswa merasa cocok dan nyaman di jurusan tersebut. Namun, untuk siswa yang tidak beruntung, yaitu mayoritas siswa yang asal pilih jurusan, akan merasa bahwa jurusan yang dipilih tidak sejalan dengan minat dan bakat mereka. Akibatnya, siswa akan merasa salah jurusan saat menjalani perkuliahan.
2. Ikut-Ikutan Teman
Selain ngasal saat memilih jurusan, siswa yang tidak tahu jurusan apa yang cocok dengan dirinya cenderung akan ‘mengikuti arus’. Jika teman-temannya banyak yang ingin masuk jurusan A, maka dia juga ingin masuk jurusan A. Demikian juga, jika teman-temannya banyak yang ingin lintas jurusan ke jurusan B, maka dia juga merasa ingin lintas jurusan ke jurusan B.
Pola pikir seperti ini bisa menimbulkan masalah besar di kemudian hari, karena siswa tidak memilih jurusan berdasarkan minat dan kemampuannya sendiri. Akibatnya, siswa mungkin akan merasa tidak puas dengan jurusan yang dipilih, mengurangi performa akademik, dan juga kesulitan mengejar prestasi akademik. Dalam jangka panjang, keputusan yang tidak matang ini dapat berdampak negatif juga ke karier dan masa depan siswa, loh!
3. Ikut Kata Orang Tua
Alasan yang ini mungkin akan sangat banyak ditemui, khususnya di Indonesia. Orang tua sering kali punya andil besar dalam proses pemilihan jurusan bahkan dalam menentukan arah karier siswa. Hal ini bisa berbuah manis jika terjadi proses diskusi yang sehat secara dua arah di mana orang tua dan anak saling menyampaikan pendapat dan menghormati pilihan satu sama lain. Siswa bisa mengambil keputusan dengan pertimbangan yang matang, didukung oleh pandangan dan pengalaman di masa lalu yang dimiliki orang tua.
Namun, sering kali kasus yang terjadi adalah siswa yang belum mengetahui minatnya cenderung akan mengikuti apa permintaan dan kemauan orang tua tanpa ada diskusi lebih lanjut. Hal ini dapat menjadi masalah, karena belum tentu jurusan yang diinginkan orang tua sesuai dengan minat dan kapabilitas anak. Ketidaksesuaian ini bisa membuat anak merasa tertekan dan stres sendiri. Anak juga bisa sering kali merasa tertekan karena ekspektasi orang tuanya sendiri.
Dampak Salah Jurusan
1. Perasaan Tidak Percaya Diri
Perasaan tidak percaya diri bisa muncul ketika siswa masuk di jurusan yang tidak sesuai dengan minat dan bakatnya. Rasa tidak percaya diri ini muncul karena siswa kemungkinan besar akan merasa kesulitan dalam mengikuti proses perkuliahan di jurusan yang tidak sesuai sama kemampuan dan preferensinya. Tantangan akademik yang dihadapi juga akan terasa lebih berat dan akhirnya berpengaruh ke performa akademiknya secara keseluruhan.
Siswa mungkin juga akan merasa tidak percaya diri ketika teman-teman di kelasnya terlihat sangat menguasai materi dengan baik dan mendapatkan nilai yang memuaskan, sementara dirinya tidak sama sekali. Rasa kurang percaya diri ini bisa membuat siswa semakin ragu terhadap kemampuannya. Oleh karena itu, siswa yang salah jurusan sering kali butuh diberikan dukungan dan bimbingan dari lingkungan sekitar.
2. Perasaan Tidak Berdaya
Tidak bisa dimungkiri, perasaan tidak berdaya sering muncul pada siswa yang merasa salah jurusan. Perasaan ini muncul karena siswa sudah terlanjur masuk dan menjalankan perkuliahan beberapa semester di jurusan tersebut, sehingga mereka merasa terjebak dalam situasi yang cukup sulit. Akibatnya, siswa mungkin akan merasa tidak enak hati atau sungkan meminta orang tua mengeluarkan uang tambahan, seperti untuk tes masuk universitas di tahun berikutnya dan membiayai uang semester dari awal lagi jika memutuskan untuk pindah jurusan. Oleh sebab itu, perasaan tidak berdaya alias mau nggak mau muncul dan memaksa siswa untuk melanjutkan perkuliahan hingga selesai meskipun merasa salah jurusan.
Dalam jangka panjang, perasaan tidak berdaya ini akan sangat memengaruhi kesejahteraan mental siswa. Siswa mungkin akan menjalani perkuliahan tanpa adanya passion dalam bidang itu. Siswa hanya akan menganggap perkuliahan sebagai beban dan menyelesaikan tanggung jawabnya tanpa mendapatkan kepuasan pribadi dan pengembangan diri yang optimal.
3. Prokrastinasi Akademik
Prokrastinasi akademik atau kebiasaan menunda-nunda pengerjaan tugas bisa terjadi karena siswa yang merasa salah jurusan mungkin akan merasa kurang termotivasi dalam menyelesaikan tugas. Kurangnya motivasi dapat disebabkan karena kurangnya minat terhadap bidang jurusan yang sedang dijalani. Ketika siswa tidak punya minat terhadap materi perkuliahan, mereka cenderung tidak melihat tugas perkuliahan sebagai challenge atau tantangan yang membangun. Mereka akan melihat tugas-tugas sebagai beban yang sangat sulit diselesaikan. Selain kurang minat, kurangnya kapabilitas siswa dalam menjalankan perkuliahan di bidang tersebut juga berpengaruh ke berkurangnya motivasi siswa.
Dampak tersebut bisa terjadi karena satu faktor yang kelihatannya sepele, yaitu siswa belum memiliki minat atau preferensi terhadap jurusan tertentu dan belum mengetahui bakatnya. Oleh karena itu, tes minat bakat berperan sangat penting untuk menghindari fenomena salah jurusan.
Mengapa Banyak Siswa Kesulitan dalam Mengetahui Minat dan Bakatnya Sendiri?
Nah, sebenarnya, sangat wajar jika siswa merasa kesulitan memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Bagi sebagian besar siswa, dunia perkuliahan merupakan pengalaman yang belum pernah mereka rasakan. Mereka mungkin hanya pernah mendengar cerita dari kakak kelas atau cerita orang random di media sosial. Sehingga, siswa sering kali memiliki informasi yang terbatas mengenai pilihan jurusan yang ada. Informasi yang dapat diakses hanya informasi ‘kulit luar’-nya saja.
Di sisi lain, ada juga siswa yang kebalikannya, nih, informasi yang diakses justru terlalu luas dan beragam berkat kemudahan akses internet. Membantu, sih, tetapi kadang malah bikin makin bingung karena terlalu banyak pilihan dan opini yang beragam. Tidak jarang siswa jadi semakin ragu dan bertanya-tanya sebenarnya jurusan apa yang paling cocok dengan dirinya.
Memilih satu jurusan diantara banyaknya pilihan jurusan memang bukan perkara yang mudah. Terkadang untuk mengetahui cocok atau tidaknya, ya, harus langsung ‘nyemplung’, baru bisa memiliki pemahaman yang ajeg dan menyeluruh mengenai jurusan tersebut.
Namun, tidak mungkin, dong, siswa pindah-pindah jurusan atau universitas hanya untuk tahu mana jurusan yang paling cocok dengan mereka? Oleh karena itu, tes minat bakat bisa sangat membantu siswa dalam menentukan pilihan yang terbaik untuk mereka. Meskipun terkadang tidak selalu memberikan jawaban yang mutlak, tes ini sangat bisa jadi panduan awal yang reliabel dalam proses memilih jurusan. Dengan begitu, siswa bisa membuat keputusan yang lebih terarah berdasarkan hasil tes itu sendiri dan tidak hanya tebak-tebakan atau ‘ngikutin arus’ saja.
Apa Perbedaan Minat dan Bakat?
Tes minat merupakan sebuah tes yang akan menghasilkan gambaran ketertarikan atau preferensi siswa pada bidang tertentu. Di sisi lain, tes bakat adalah tes yang menghasilkan gambaran kapabilitas siswa dalam melakukan sesuatu. Selain itu, tes bakat juga memberikan gambaran tentang potensi yang akan dimiliki siswa di masa depan. Intinya, tes minat bakat adalah tes yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai kemampuan kognitif, preferensi jurusan, dan potensi siswa di bidang tertentu!
Tes minat bakat ini sudah sangat sering dilakukan oleh siswa di berbagai jenjang, seperti SMP, SMA. Selain itu, mahasiswa di perguruan tinggi juga bisa mendapatkan manfaat dari tes minat bakat karena dapat membantu perencanaan karier dan meningkatkan peluang sukses di dunia kerja. Selain itu, tes minat bakat juga bisa digunakan siswa dan mahasiswa untuk mengenali dan merefleksikan kekuatan dan kelemahan mereka secara lebih objektif.
Memilih satu jurusan diantara banyaknya pilihan jurusan memang bukan perkara yang mudah. Terkadang untuk mengetahui cocok atau tidaknya, ya, harus langsung ‘nyemplung’, baru bisa memiliki pemahaman yang ajeg dan menyeluruh mengenai jurusan tersebut.
Namun, tidak mungkin, dong, siswa pindah-pindah jurusan atau universitas hanya untuk tahu mana jurusan yang paling cocok dengan mereka? Oleh karena itu, tes minat bakat bisa sangat membantu siswa dalam menentukan pilihan yang terbaik untuk mereka. Meskipun terkadang tidak selalu memberikan jawaban yang mutlak, tes ini sangat bisa jadi panduan awal yang reliabel dalam proses memilih jurusan. Dengan begitu, siswa bisa membuat keputusan yang lebih terarah berdasarkan hasil tes itu sendiri dan tidak hanya tebak-tebakan atau ‘ngikutin arus’ saja.
Mengapa Tes Minat Bakat Penting?
Mungkin akan muncul beberapa pertanyaan, “Kalo cuma menggambarkan preferensi atau ketertarikan ke suatu jurusan, kenapa harus tes?” atau “‘Kan tinggal tanya ke siswa, kira-kira mau masuk jurusan apa?” dan pertanyaan lainnya.
Betul, menanyakan langsung minat dan preferensi jurusan siswa sangat efektif dan efisien untuk dilakukan karena kemungkinan besar tidak perlu melakukan tes minat bakat. Namun, metode ini hanya cocok dilakukan untuk siswa yang sudah mengetahui dari awal jurusan apa yang diminati dan kelebihan apa yang ada pada dirinya yang mampu mendukungnya untuk sukses di bidang tersebut.
Sebaliknya, untuk siswa yang belum mengetahui minat, kelebihan, dan kekurangan yang ada pada dirinya, metode ini tidak dapat diandalkan dan bahkan dapat menimbulkan stres pada siswa. Oleh karena itu, pengerjaan tes minat bakat akan sangat mempermudah siswa yang masih kebingungan untuk menentukan pilihannya dan mengurangi stres dalam menentukan pilihan.
Tes minat bakat juga bisa dilakukan oleh siswa yang sudah tahu preferensi jurusannya. Siswa yang sudah tahu preferensi jurusan yang akan dipilih bisa memastikan bidang apa yang sebenarnya cocok dengan kepribadiannya sehingga siswa bisa menyesuaikan hasil tes minat bakat dengan preferensi yang dimiliki. Dengan begitu, siswa bisa merasa lebih percaya diri ketika memilih sebuah jurusan karena sudah sesuai dengan kapabilitas, kepribadian, serta preferensi mereka.
Di Mana Tes Minat Bakat Dilakukan?
Saat ini, sudah banyak sekali biro layanan psikologi yang menyediakan tes minat bakat untuk siswa, salah satunya adalah LPTUI. Di LPTUI sendiri, tes minat bakat dapat dilakukan secara luring atau offline dan daring atau online. Jika dilakukan secara offline, pelaksanaan tes minat bakat akan dilakukan di LPTUI Salemba. Namun, jika dilaksanakan secara online, pengerjaan tes minat bakat dapat dilakukan dari rumah masing-masing.
Umumnya, tes minat bakat dilakukan secara massal, yaitu satu angkatan serentak mengerjakan tes di kelas masing-masing. Tes minat bakat dengan cara ini bisa dilakukan di LPTUI. Namun, tes minat bakat di LPTUI juga dapat dilakukan secara mandiri atau individual.
Berapa Lama Durasi Pelaksanaan Tes?
Umumnya, waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan tes dari awal sampai akhir adalah 6 jam. Pelaksanaannya dimulai dari jam 8 pagi hingga jam 2 siang. Tenang saja, akan ada istirahat di jam 12 siang sebelum siswa kembali mengerjakan tes hingga selesai.
“Apa aja, sih, yang dikerjain di tes minat bakat?”
Nah, kalau siswa melakukan tes minat bakat di LPTUI, ada beberapa tes yang akan dikerjakan, yaitu tes kognitif, tes sikap kerja, tes kepribadian, dan tentunya tes minat.
Apa Saja yang Didapatkan setelah Mengikuti Tes Minat Bakat?
Jika siswa melakukan tes minat bakat di LPTUI, hasil yang didapatkan tidak hanya rekomendasi jurusan saja. Siswa juga akan mendapatkan hasil sebagai berikut:
Setelah mendapatkan hasil tesnya, siswa dan orang tua juga dapat melakukan konsultasi hasil tes minat bakat dengan psikolog secara terpisah bila diperlukan.
Siapa Saja yang Bisa Mengikuti Tes Minat Bakat?
Di LPTUI, siswa tingkat SMP dan SMA bisa mengikuti tes minat bakat. Namun, khusus tes minat bakat yang membutuhkan rekomendasi penjurusan, biasanya ditujukan untuk siswa SMP kelas 3 dan siswa SMA kelas 3.
Apa Saja yang Harus Dipersiapkan?
Tidak banya, kok! Jika tesnya dilakukan secara online, biasanya siswa diminta untuk mempersiapkan perangkat komputer atau laptop, handphone, dan jaringan internet yang stabil selama masa pelaksanaan tes. Jika tesnya dilakukan secara offline, siswa diminta untuk mempersiapkan alat tulis saja.
Sisanya, siswa hanya perlu mempersiapkan diri sebaik mungkin dengan tidur yang cukup di malam sebelumnya (dilarang begadang!) dan jangan lupa sarapan, ya, agar lebih fokus saat mengerjakan tes minat bakat.
Jika kamu merasa butuh mengikuti tes minat bakat untuk mempermudah pemilihan sebuah keputusan dan tertarik menggunakan layanan tes minat bakat di LPTUI, kamu bisa mencari informasi lebih lanjut dengan menghubungi kontak di bawah ini:
- WhatsApp: +62 812-9518-4244
- Email: info@lptui.co.id
- Website: www.lptui.co.id
Insightful sekali artikelnya. Terima kasih LPT UI dan penulis Aliyya Budi 🙂